Rabu, 21 November 2012

Biografi Georg Simmel

TOKOH SOSIOLOGI  :  “ GEORG SIMMEL ”
Biografi Georg Simmel
Georg Simmel adalah seorang filsuf Jerman dan salah seorang pionir dalam menjadikan sosiologi sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri. Ia dilahirkan pada tanggal 1 Maret 1858 dari 7 bersaudara, di Berlin – Jerman, suatu daerah tempat ia hidup pada masa kanak-kanak sebagai mahasiswa  maupun sebagai guru besar. Orang tua Georg Simmel adalah orang yahudi beragama protestan. Ayahnya adalah pengusaha sukes dari Yahudi yang beraliran katolik, sedangkan ibunya mengkonversi ke aliran protestan. Latar belakang orangtuanya itu menjadi hambatan Simmel selama hidupnya. Suasana anti Semit di Berlin tidak dapat dihindarkan oleh Simmel walaupun keluarganya beragama protestan. Ayahnya meninggal saat Simmel masih muda, lalu Julius Friedlander ditunjuk sebagai walinya. Friedlander adalah teman dari keluarga Simmel dan pendiri penerbit internasional. Julius meninggalkan kekayaan untuk Simmel yang dapat digunakannya untuk bersekolah hingga sarjana.
Simmel masuk dan menuntut ilmu di Universitas Berlin. Ia mempelajari psikologi, sejarah, filsafat, dan bahasa Italia. Tetapi, upaya pertamanya untuk menyusun disertasi di tolak. Meski proposal pertamanya di tolak, ia mempertahankan disertasi dan ahirnya menerima gelar Doktor Filsafat pada tahun 1881. Hingga 1914 ia tetapi di Universitas Berlin berstatus tenaga pengajar meski hanya menduduki jabatan yang relatif tak penting sebagai “dosen privat” dari 1885-1900. Kemudian ia menjadi dosen yang tak di gaji, yang kehidupannya tergantung pada honor dari mahasiswa. Gaya mengajarnya demikian populer, hingga bahkan orang terpelajar pun mengadiri kuliahnya. Dalam karier akademisnya sebagai dosen, Simmel sering dikritik karena tema-tema pemikirannya yang tidak sesuai dengan gaya yang lazim. Selain itu, gaya menulis Simmel juga dipandang tidak sesuai dengan standar yang ada.
Sebagai guru besar di Universitas Berlin, ia memberikan kuliah-kuliah yang sangat popular dan banyak menulis. Ia menghasilkan karya-karya yang sangat terkenal pada masa itu walaupun karirnya tidak terlalu berkembang karena latar belakang yang tidak menguntungkan pada waktu itu. Simmel menulis banyak artikel (The Metropolis and Mental Life) dan buku the Philosophy of Money. Ia terkenal di kalangan akademisi Jerman, mempunyai pengikut internasional, terutama di Amerika. Di situ karyanya berpengaruh besar dalam kelahiran sosiologi. Kedudukannya  yang serba marginal menyebabkan Simmel sangat peka terhadap masalah yang ada di sekitarnya. Masalah-masalah itu terlepas dari perhatian orang-orang yang berkedudukan baik pada saat itu.
Simmel mencoba mendapat berbagai status akademisi, namun ia gagal meski mendpat dukungan sarjana seperti Max Weber. Salah satu alasan yang menyebabkan Simmel gagal adalah karena ia keturunan Yahudi, sementara di abad 19, Jerman sedang di landa paham anti-Yahudi (Kasler, 1985). Kegagalan personal Simmel pun dapat di kaitkan dengan rendahnya penghargaan akademisi Jerman terhadap sosiologi ketika itu.
Pada tahun 1914, Simmel diangkat menjadi guru besar tetap di Universitas Strassbourg dengan bantuan temannya yaitu Max Weber. Pusat perhatian studi Simmel mencakup ruang lingkup yang sangat luas dimulai dari filsafat, yang kemudian menjadi ilmu yang sangat bermanfaat bagi bidang-bidang sosiologi, sejarah, sastra dan kesenian. Simmel memberikan kuliah mengenai bidang-bidang itu dan menyusun karya-karya ilmiah. Di bidang sosiologi, pusat perhatiannya terarah pada proses interaksi yang dianggap sebagai ruang lingkup primer sosiologi dan perkembangannya. Selanjutnya dia menyelidiki masalah solidaritas dan konflik yang dikaitkannya dengan besar kecilnya kelompok. Simmel tetap menjadi tokoh marginal di dunia akademisi Jerman sampai ia meninggal pada tahun 1918. Ia tak pernah mendapat karir akademisi yang normal. Bagaimanapun juga Simmel menarik perhatian sejumlah besar mahasiswa di zamannya dan kemasyhurannya sebagai seorang sejarah terpelihara bertahun-tahun.
Tulisan-tulisan Simmel amat beragam, mulai dari etika, filsafat sejarah, pendidikan, agama, dan juga para filsuf lain, seperti Kant, Schopenhauer, dan Nietzsche. Ia juga menulis banyak esay tentang seniman dan penyair, tentang bermacam-macam kota, dan tema-tema seperti cinta, petualangan, rasa malu, dan juga banyak topik-topik sosiologi. Tulisan-tulisannya yang amat terkenal adalah “Filsafat Uang” dan “Metropolitan dan Mentalitas” yang merupakan analisis Simmel terhadap gaya hidup modern terhadap kesadaran manusia.
Oleh karena sosiologi hanya merupakan sebagian bidang-bidang yang menjadi pusat perhatiannya, maka hasil karya tulisnya mengenai hal itu rata-rata sangat mendalam. Akan tetapi pendapat-pendapat Simmel pada umumnya tidak didukung fakta yang disusun secara sistematis, sebagaimana halnya yang dilakukan oleh Durkheim atau Weber. Walaupun demikian, ajaran-ajaran Simmel memberikan sumbangsi yang sangat penting bagi perkembangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang baru mulai tumbuh pada waktu itu. Bahkan dalam batas-batas tertentu, ajaran-ajaran Simmel memberikan pengarahan pada perkembangan sosiologi di luar Jerman, misalnya di AS.

Biografi Ferdinand Tonnies

FERDINAND TONNIES



A.    BIOGRAFI FERDINAND TONNIES
Ferdinand tonnies lahir pada tahun 1855 di Schleswig-Holstein (Jerman Timur) yang berada di Tanjung Eiderstedt, masih dalam kedaulatan Denmark.  Ia belajar di universitas Tubingen di Husum dimana ia menjadi tertarik menjadi novelis dan penyair. Pada tahun 1877 dia menerima gelar doctor dalam sastra klasik di universitass Tubingen, setelah itu Tonnies beralih ke filsafat, sejarah, biologi, psikologi, ekonomi, dan mulai mempelajari sosiologi. Empat tahun berikutnya pada tahun 1881 dia memulai karirnya dengan menjadi dosen swasta di Universitas Kiel, ia mengajar filsafat, ekonomi, statistic, sementara banyak dari hasil penelitiannya ia publikasikan di media massa. Oleh karena itu enam tahun kemudian, pada tahun 1887 ia menerbitkan buku paling terkenal mengenai Gemeinschaft dan Gesellschaft (komunitas dan masyarakat)
Tahun 1896 terjadi sebuah bentrokan dengan administrasi Universitas Kiel yang membuat dia menjadi tersangka radikalisme karena ia berhasil membuat massa melakukan mogok kerja pihak universitas menjanjikan karir yang cemerlang untuk sarjana muda. Tahun 1909 konflik eksternal telah diselesaikan dengan janji bahwa tonnies akan mendapatkan gelar profesor penuh bidang politik ekonomi di Universitas Kiel yang dimaksudkan untuk membantu keuangan Tonnies sebagai ayah dari kelima anaknya. Tetapi kenyataannya tonnies tidak disebut profesor penuh sampai tahun 1913. Ia hanya menjadi profesor tamu yang seringkali diundang di Universitas Kiel.

Ia merupakan salah seorang sosiolog jerman yang turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi Jerman dan bersama dengan Max Weber, George Simmel, Werner Sombart, dan lainnya yang melatarbelakangi berdirinya German Sosiologycal Assocoation pada tahun 1909. Tonnies berhasil menjadi Guru besar Emiritus di Universitas Kiel, tetapi pada tahun 1933 dia dicabut dari status Guru Besar Emiritus. Kematiannya pada 9 april 1936 adalah saksi dari kediktaoran NAZI, karena semasa hidupnya ia aktif menentang gerakan NAZI di Jerman, yang telah menghasilkan 900 karya dan banyak menyumbang dibidang Sosiologi dan Filossofi. Banyak dari teori sosiologi yang termasuk gemeinschaft dan gesellschaft yang selanjutnya diedit dan dialihbahasakan ke dalam bahasa inggris menjadi community and society (1957) oleh Charles P. Loomis, karya yang lain berupa essai tentang sosiologi terdapat dalam bukunya Einfuhrung in die Soziologie (An Introduction to Sociology).
B.     PEMIKIRAN SOSIOLOGIS FERDINAND TONNIES
Dikotomi antara bentuk struktur sosial pramodern dan yang modern tidak hanya dikenal dalam analisa Durkheim. Mungkin sangat mirip dengan distingsi Tonnies yang terkenal itu antara masyarakat Gemeinschaft dan masyarakat Gesellschaft. Terjemahan Inggrisnya adalah community dan society untuk masing-masingnya, yang pada dasarnya juga berhubungan dengan istilah solidaritas mekanik dan organik. Bagi Tonnies, masyarakat Gemeinschaft mencerminkan satu kemauan yang bersifat alamiah dan memperlihatkan satu struktur sosial yang ditandai oleh kesatuan organik, tradisi yang kuat, hubungan yang menyeluruh dan memperlihatkan spontanitas dalam perilaku. Sebaliknya masyarakat Gesellschaft ditandai oleh kemauan yang bersifat rasional, yang lebih direncanakan, serta mengutamakan hubungan sosial yang didasarkan pada spesialisasi tertentu. Disitingsi Maine antara status dan kontrak memperlihatkan dikotomi yang serupa, seperti yang kemudian banyak dilukiskan oleh Redfield antara kebudayaan rakyat dan kebudayaan kota. (Johnson, 1986 : 189).
1.      TIPE MASYARAKAT MENURUT FERDINAND TONNIES
Ferdinand Tonnies berpendapat bahwa masyarakat adalah karya ciptaan manusia itu sendiri. Hal ini ditegaskan oleh Tonnies dalam kata pembukaan bukunya. Masyarakat bukan organisme yang dihasilkan oleh proses-proses biologis. Juga bukan mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian individual yang masing-masing berdiri sendiri, sedang mereka didorong oleh naluri-naluri spontan yang bersifat menentukan bagi manusia. Masyarakat adalah usaha manusia untuk memelihara relasi-relasi timbal balik yang mantap. Kemauan manusia mendasari masyarakat.
Berkenaan dengan kemauan itu, Tonnies membedakan antara Zweekwille, yaitu kemauan rasional yang hendak mencapai tujuan dan Triebwille yaitu dorongan batin berupa perasaan. Distingsi ini berasal dari Wilhelm Wundu. Berbicara tentang Zweekwille, apabila orang hendak mencapai suatu tujuan tertentu dan mengambil tindakan rasional ke arah itu. Suatu no nonsense mentality menuntun seorang dalam merencanakan langkah-langkah tepat untuk mencapai tujuan itu.
Triebwille meliputi sejumlah langkah atau tindakan yang tidak berasal dari akal budi melulu, melainkan dari watak, hati atau jiwa seseorang yang bersangkutan. Triebwille bersumber pada selera, perasaan, kecenderungan psikis, kebutuhan biotis, tradisi, atau keyakinan seseorang. Triebwille paling menonjol di kalangan petani, orang seniman, rakyat sederhana, khususnya wanita dan generasi muda. Zweekwille lebih menonjol di kalangan pedagang, ilmuan dan pejabat-pejabat serta generasi tua.
Distingsi ini langsung berpengaruh atas corak dan ciri interaksi seseorang dalam kelompok atau masyarakat, sehingga kita dapat membedakan dua tipe masyarakat. Pertama Gemeinschaft atau paguyuban adalah bentuk hidup bersama yang lebih bersesuaian dengan Triebwille. Kerjasama dan kebersamaan tidak diadakan untuk mencapai tujuan diluar melainkan dihayati sebagai tujuan dalam dirinya. Orangnya merasa dekat satu sama lain dan memperoleh kepuasan karenanya. Suasanalah yang dianggap lebih penting daripada tujuan. Spontanitas diutamakan di atas undang-undang atau keteraturan. Tonnies menyebut sebagai contoh keluarga, lingkungan tetangga, sahabat-sahabat, serikat pertukangan dalam abad pertengahan, gereja, desa dll. Para anggota disemangati dan dipersatukan dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya, sehingga mereka terlibat secara psikis dalam suka duka hidup bersama. kita boleh mengatakan bahwa mereka sehati dan sejiwa. Kata Tonnies, prototipe semua persekutuan hidup dinamakan “Gemeinschaft “ itu keluarga. Orang memasuki jaringan relasi-relasi kekeluargaan karena lahir. Walaupun kemauan bebas dan pertimbangan rasional dapat menentukan apakah orangnya akan tetap tinggal dalam keluarganya atau tidak, namun relasi itu sendiri tidak tergantung seluruhnya dari kemauan dan pertimbangan itu. Ketiga soko guru yang menyokong Gemeinschaft ialah: darah, tempat tinggal atau tanah dan jiwa atau rasa kekerabatan, ketetanggaan dan persahabatan. Ketiga unsur ini diliputi oleh keluarga.
   Gesellschaft atau patembayan itu tipe asosiasi dimana relasi-relasi kebersamaan dan kebersatuan anatara orang berasal dari faktor-faktor lahiriah seperti persetujuan, peraturan, undang-undang, dsb. Tonnies mengatakan teori Gesselshcaft berhubungan dengan penjumlahan atau kumpulan orang yang dibentuk atas cara buatan. Kalau dilihat sepintas lalu saja, kumpulan itu mirip dengan Gemeinschaft, yaitu sejauh para anggota individual hidup bersama dan tinggal bersama secara damai. Tetapi dalam Gemeinschaft mereka pada dasarnya terus bersatu sekalipun ada faktor-faktor yang memisahkan, sedang Gesellschaft pada dasarnya mereka tetap berpisah satu dengan yang lain meskipunada faktor-faktor lain yang menyatukan.
   Tonnies memakai istilah hidup yang organis dan nyata untuk relasi-relasi yang berlaku dalam Gemeinschaft  dan istilah struktur yang khayal dan mekanis untuk relasi-relasi yang berlaku dalam Gesellschaft. Yang pertama membentuk suatu kesatuan hidup dimana unsur kesatuan dan kolektivitas lebih menonjol yang kedua menyerupai bagian mekanisme, dimana individu dan kepentingannya lebih menonjol.
   Perlu dimaklumi bahwa Tonnies tidak pernah mengatakan bahwa tiap masyarakat Gemeinschaft sama dengan organisme dan masyarakat Gesellschaft sama dengan mekanisme. Sebaliknya ia menolak baik realisme maupun nominalisme yang kedua-duanya sejak Aristoteles selalu diperhitungkan oleh filsuf-filsuf dan telah menghasilkan dua gambaran masyarakat yang ekstrem. Ia hanya bertujuan untuk melukiskan atas cara abstrak dan dengan memakai konsep-konsep dua bentuk atau tipe kehidupan bersama yang berbeda-beda dan merupakan dua kemungkinan abstrak.
   Dengan mengingat manusia adalah makhluk dwi-tunggal yang menyatukan dalam dirinya baik individualitas maupun sosialitas, maka kita dapat mengatakan bahwa masyarakatnya selalu akan bercorak entah kurang individualis maupun kurang kolektivistis, tetapi tidak pernah individualis melulu juga kolektivistis melulu. Perbedaan logis anatara dua pola dasar tidak berarti bahwa kenyataan dua tipe masyarakat muncul juga murni dan secara ekstrem.
   Sama sebagaimana telah diungkapkan oleh Cooley, bahwa konsep-konsep egoisme dan altruisme, pilihan bebas dan kewajiban sosial, hanya saling menolak di bidang konseptual saja. Sedang dalam kenyataanya mereka tetap terjalin menjadi satu hidup, demikian juga dengan konsep Gemeinschaft dan Gesellschaft. Dalam kenyataan praktis mereka tidak saling menolak, sebab tidak mungkin ada Gemeinschaft tanpa ciri-ciri Gesellschaft dan tidak mungkin ada Gesellschaft tanpa ciri-ciri Gemeinschaft. Misalnya keluarga tradisional dan masyarakat desa yang merupakan contoh Gemeinschaft tidak akan dapat bertahan terus menerus tanpa adanya peraturan, undang-undang, sistem peradilan dan kepemimpinan. Sekalipun orangnya didorong oleh idealisme dan kemauan baik dan menggabungkan diri ke dalam suatu Gemeinschaft mereka tetap membutuhkan beberapa kepastian yang menyangkut rezeki dan kebutuhan lain.
   Dilain pihak, walaupun suatu perusahaan diatur dan diselenggarakan secara birokratis dan rasional menurut gambaran Gesellschaft, unsur-unsur manusia yang nonrasional akan tetap ikut memainkan peran dan mempengaruhi interaksi orang yang bersangkutan. Sama sebagaimana Zweekwille dan Triebwille terjalin, demikian pula halnya maninfestasi mereka berupa kedua pola interaksi masyarakat. Itu sebabnya Tonnies menegaskan bahwa tiap-tiap relasi selalu mengungkapkan ketunggalan dalam kebhinekaan, dan kebhinekaan dalam ketunggalan. Hanya kalau kita membuat deskripsi umum dan abstrak, kita mempertentangkan unsur yang satu dengan lain. Misalnya kita berkata bahwa seorang seniman mengharapkan penghargaan (Triebwille), sedang seorang mengaharapkan keuntungan. Ini suatu pertentangan yang abstrak dan generalisasi. Sebab dalam kenyataanya kedua hal tersebut tercampur. Pada dasarnya sorang seniman juga memerlukan uang dan sebaliknya seorang pedagang juga menginginkan penghargaan. Atau kita dapat menyebut dengan seniman lebih banyak menginginkan penghargaan dan pedagang lebih banyak mengharapkan uang.
   Dalam pola interaksi Gemeinschaft dan pola yang berlaku dalam Gesellschaft tidak saling menolak satu sama lain. Tiap-tiap relasi mengandung dua aspek. Selalu ada dua hal yang kait mengait dan tidak  mungkin dipisahkan dalam hidup. namun dalam tipe Gemeinschaft unsur hukum, peraturan dan disiplin kurang dipentingkan dan tidak sama menonjol seperti dalam Gesellschaft, sedang unsur perasaan dan solidaritas yang berasal dari Triebwille tidak begitu menonjol dalam Gesellschaft.
   Kalau semua masayarakat yang kita kenal coraknya kita tempatkan di atas suatu garis bujur dimana ujung satu merupakan Gemeinschaft murni dan ujung lain Gesellschaft murni, maka kita akan melihat bahwa ada masyarakat yang lebih dekat dengan ujung satu dan ada yang lebih dekta dengan ujung yang lain, tetapi tidak ada yang bertepatan dengan salah satu ujung.
   Sehubungan dengan individu juga kita harus mengatakan bahwa ia selalu mondar-mandir anatara dua tipe kelakuan. Ada kalanya dia bersikap sangan disipliner, zakelijk dan rasional, sedang pada waktu tertentu ia lebih banyak didorong oleh pertimbangan dan motivasi afektif. (KJ. Veeger, 1986: 127-132)
Secara ringkasnya Tonnies memiliki teori yang membedakan konsep tradisional dan modern yaitu Gemeinschat dan Gesselschaft. Gemeinschaft disebut juga paguyuban, yaitu merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal. Dasar hubungan tersebut adalah timbul dari rasa cinta rasa dan kesatuan batin. Bentuk gemeinschaft terutama akan dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukuun tetangga dan lain sebagainya. Gesellschaf (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan sebagaai sebuah mesin. Bbentuk gesellscaft terutama terdapat dalam hubbungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbale balik misalnya ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik dan sebagainya. Tonnies menyesuaikan Gemeinscaf dan gesellschaft dengan dua bentuk kemauan manusia yaitu Wesenwille (Gemeinschaft) dan Kurwille (Gesellschaft). Wesenwile merupakan bentuk-bentuk kehendak baik dalam arti positif dan negative yang berakar pada manusia yang diperkuat oleh agama dan kepercayaan yang berlaku  di dalam diri manusia dan perilakunya atau kekuatan naluriah. Sedangkan Kurwille merupakan bentuk-bentuk kehendak yang mendasar pada akal manusia yang ditujukkan  pada tujuan-tujuan tertentu dan sifatnya rasional dengan menggunakan alat-alat dari unsur-unsur kehidupan lainnya.
Tonnies membedakan Gemeinschaft menjadi 3 jenis, yaitu:
a.         Gemeinschaft by blood(ikatan darah) yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan. Contohnya: kekerabatan, masyarakat-masyarakat daerah.
b.        Gemeinschaft of place ( tempat), yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapat saling tolong menolong. Contoh : RT, RW, arisan.
c.         Gemeinschaft of mind (jiwa-pikiran) yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideology atau pikiran yang sama. Contoh :rasa kekerabatan, ketetanggaan dan persahabatan. (Soekanto, Soerjono, 2009: 116-120)
Ada pula catatan kritis untuk Sosiolog Ferdinand Tonnies tersebut, kekurangan sama yang telah melekat pada Sosiologi Cooley, tampak pada Tonnies juga. Cooley telah mengatakan bahwa kehidupan sosial didasari dan ditegakkan oleh keyakinan, motivasi dan harapan anggotanya. Ia tidak menekankan faktor-faktor penertib yang seolah-olah dari luar dikenakan dengan orang. Tonnies juga mengatakan bahwa kehidupan bersama berasal dari kemauan manusia, yaitu Triebwille atau Zweekwille. Hal itu hanya benar untuk sebagian. Lagipula perlu kita katakan bahwa manusia tidak hanya membentuk suatu tipe kehidupan bersama, melainkan ia dibentuk juga oleh kehidupan bersama serta kebudayaannya.
REFF:

  Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik Dan Modern. Jakarta: PT Gramedia  
KJ. Veeger. 1986. Realita Sosial. Jakarta: Gramedia.  
Soerjono, Soekanto. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Biografi Karl Max

Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. ayahnya, seorang pengacara, menafkai keluarganya dengan relatif baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari pendeta yahudi (rabbi). Tetapi, karena alasan isnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari Universitas Berlin, Universitas yang sangat di pengaruhi oleh Hegel dan guru - guru muda penganut filsafat Hegel, tetapi berpikir Kritis. Gelar doktor Marx di dapat dari kajian filsafat yang membosankan, tetapi kajian itu mendahului berbagai gagasannya yang muncul kemudian.

Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian politiknya, koran itu kemudian di tutup pemerintah. Esai – esai awal yang di terbitkan dalam periode mulai mencerminkan sebuah pendirian yang membiumbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai tulisan Marx itu secara bebas di taburi prinsip-prinsip demokrasi , ia menolak keabstrakat filsafat hegelian, mimpi naif komunis utopiadan gagasan aktivis yang mendesak apa yang ia anggap sebagai tindakan politik prematur. Dalam menolak gagasn aktivis ini Marx meletakkan landasan bagi gagasan hidup sendiri.

Upaya praktis, bahkan dalam mengarahkan massa sekalipun, akan di jawab dengan meriam saat upaya itu di anggap berbah. tetapi, gagasan yang dapat mengarahkan intelektual kitadan yang menaklukkan keyakinan kita, gagasan yang dapat membekukan kita, merupakan belenggu – belenggu di mana seorang hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan nyawanya; gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya dapat mengatasinya dengna menyerah kepada Marx (Marx, 1842/1977;20)

Marx menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa meninggalkan jerman untuk dapt suasana yang lebih libaral di Paris. Di Paris ia bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga menghadapi dua kumpulan gagasan baru – sosialisme Prancis dan politik Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan hegelian, sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentuka orientasi intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, donatur dan kolabolatornyayakni Fredrich Engels (Carver, 1983) Engels anak penguasa pabrik tekstil menjadi seorang sosialis yang mengkritik kondisis kehidupan yang di hadapi kelas buruh. Banyak di antara rasa kasihan Marx kesengsaraan kelas buruh berasal dari paparannya kepada Engels dan gagasannya sendiri. Tahun 1844 Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah CafĂ© terkenal di Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup. Mengenai diskusi itu Engels berkata ”kesepakatan lengkap kami dalam dalam semua budang teori menjadi nyata….dan perjanjian kerja sama kami mulai sejak itu”(McLellan, 1993:131) di tahun berikutnya Engels menerbitkan karya the condition Of The
Working Class in England. Selama periode itu Marx menerbitkan sejumlah karya yang sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di terbitkan semasa hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German ideology (di tulis bersama Engels)dan ia pun menulis the economic and philosophic manuscripts 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap bidang ekonomi main meningkat.

Meski Marx dan Engels mempunya orientasi teoritis yang sama, namun ada juga beberapa perbedaan di antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis yang kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarga. Engels adalah pemikir praktis, rapi dan pengusaha teratur dan orang yang tak percaya pada lembaga keluarga. Meski mereka berbeda, Marx dan Engels menempa kerja sama yang akrab sehingga mereka berkolabirasi menulis buku dan artikel dan bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahka Engels membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya sehingga memungkinkan marx mencurahklan perhatiannya pada kegiatan intelektual dan politiknya.
Meski ada asosiasi erat antara nama Marx dan Engels, namun Engels menjelaskan bahwa ia teman junior;
Marx mampu berkarya sangat baik tanpa aku. Aku tidak pernah mencapai prestasi seperti yang di capai Marx. Pemahaman Marx lebih tinggi, pengalamannya lebih jauh dan pandangannya lebih luas serta cepat ketimbang aku. Marx adlah jenius(Engels, di kutip dalam McLellan,1973;131-132)

Banyak yang percaya bahwa Engels gagal memahami berbagai seluk beluk Marx. Setelah Marx meninggal, Engels menjadi juru bicara utama bagi teori marxian dan dalam berbagai cara menyimpangkan dan terlalu menyerderhanakannya, meski ia tetap setia terhadap perspektif politik yang ia tempa bersama Marx.
Karena beberapa tulisannya telah menggangu pemerintahan prusia, pemerintah perancis(atas permohonan prusia)mengusir Marx tahun 1845 dan karenanya Marx pindah ke Brussel. Radikelismenya meninggkat dan ia menjadi anggota aktif di bidang gerakan revolusioner internasional. Ia pun bergabung dengan liga komunis dan bersama Engels diminta menulis anggaran dasar liga itu, hasilnya adalah manifestor komunis 1848, sebuah karya besar yang di tandai oleh slogan-slogan politik yang termasyur (misalnya ‘kaum burh seluruh dunia bersatulah’!!).

Tahun 1849 ia pindah ke london dan, mengingat kegagalan revolusi politik tahun 1848, ia menarik diri dari aktivitas revolusioner dan beralis ke kegiatan rsiset yang lebih rinci tentang peran sistem ka[pitalis. Study ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku das kapital.jilid pertama di terbitkan tahun 1867; kedua jilid yang lainya di terbitkan sesudah ia meninggal. Selama riset dan menulis itu ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana dari honorarium tulisannya dan bantuan dana dari Engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali dalam kegiatan politik, bergabung dengan ‘The Internasional’, sebuah gerakan buruh internasio nal. Ia segera menonjol dalam gerakan itu dan mencurahkan perhatian selama beberapa tahun untuk gerakan itu. Ia mulai mendapat popularitas, baik sebagai pimpinan internasional maupun sebagai penulis des kapital. Perpecahan gerakan internasional tahun 1876, kegagalan dari berbagai gerakan revolusioner dan penyakit – penyakit, akhirnya membuat Marx ambruk. Istrinya wafat tahun 1881 dan anak perempuannya tahun 1882 dan Marx sendiri wafat di tahun 1883.

ref : http://nataebiografiteacher.blogspot.com/2007/09/karl-marx.html